Bilangan 11:15
11:15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh
aku saja,
jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."
Bilangan 11:1
Api TUHAN
11:1 Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut
1 di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN
mendengarnya bangkitlah
murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka
dan merajalela
di tepi tempat perkemahan.
1 Raja-raja 19:4
19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar.
Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku
2 ,
sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
1 Full Life: BANGSA ITU BERSUNGUT-SUNGUT.
Nas : Bil 11:1
Setelah mengadakan perjalanan selama tiga hari saja (Bil 10:33),
bangsa itu mulai bersungut-sungut karena keadaannya kurang menyenangkan.
- 1) Betapa cepatnya mereka melupakan pembebasan mereka dari perbudakan
dan perbuatan-perbuatan besar Allah bagi mereka. Mereka tidak bersedia
mempercayai Allah dan menyerahkan hidup serta masa depan mereka
kepada-Nya. Hal inilah yang mendatangkan murka dan hukuman Allah atas
mereka.
- 2) Sebagai orang percaya PB kita tidak boleh sekali-kali berhenti
bersyukur atas korban kematian Kristus bagi kita, pembebasan kita dari
dosa, dan persediaan Allah yang baik hati untuk pimpinan dan berkat
dalam kehidupan kita.
2 Full Life: AMBILLAH NYAWAKU.
Nas : 1Raj 19:4
Elia -- yang dikuasai kelelahan, keputusasaan, dan kesedihan --
berdoa agar Allah membebaskannya dari beban pelayanan nubuat yang berat dan
mengizinkannya memasuki perhentian sorgawi.
- 1) Perasaan Elia tidak jauh berbeda dengan perasaan
- (a) Paulus, ketika ia menyatakan keinginan untuk "pergi dan diam
bersama-sama dengan Kristus" (Fili 1:23), atau
- (b) dengan para pahlawan iman yang "merindukan tanah air yang lebih
baik, yaitu satu tanah air sorgawi" (Ibr 11:16; bd. juga Musa
dalam Bil 11:15).
- 2) Berikut ada beberapa alasan mengapa Elia begitu patah semangat.
- (a) Kelihatannya ia sudah gagal: ia mengharapkan pertobatan seluruh
Israel dan bahkan mungkin juga Izebel, namun sekarang ia harus lari
menyelamatkan nyawanya. Harapan, usaha keras, dan pergumulan seluruh
hidupnya tampaknya berakhir dengan kegagalan (ayat 1Raj 19:1-4).
- (b) Kesepian: ia merasa sendirian dalam pergumulan demi kebenaran
Allah (ayat 1Raj 19:10; bd. Paulus, 2Tim 4:16).
- (c) Kelelahan jasmani setelah perjalanan yang panjang dan berat
(ayat 1Raj 19:3-4; 18:46).